Senin, 14 Desember 2009

FAKTOR YANG MENYEBABKAN DO'A KITA BELUM DI IJABAH

"Mengapa doa kita tidak diijabah padahal Allah swt berjanji:
'Berdoalah kepada-Ku pasti Aku ijabah doamu'?" Pertanyaan ini sering
terlontar oleh sebagian kita, ada yang terlontar dari lisannya, kadang-
kadang terbesit dalam pikiran kita, paling tidak tersembunyi dalam
hati kita.

Apakah karena doanya yang tidak mujarrab? Atau situasinya yang tidak
tepat? Atau kondisi jiwa dan hati orang yang berdoa yang menjadi
penghalang? Pertanyaan-pertanyaan ini sering juga muncul menyertai
pertanyaan di atas.

Ketika mereka tidak puas dengan jawaban yang mereka dapatkan, mereka
mulai tidak "PD" kemudian mencari wasilah orang-orang suci seperti
Rasulullah saw dan wali-wali Allah swt, yang oleh sebagian kaum
muslimin dikenal sebagai Tawassul. Adapun apakah boleh tawassul dalam
berdoa? Ini perlu pembahasan tersendiri. Bagi yang doanya terkabul ia
menyakini bahwa wasilah itu menjadi penyebab ijabah doanya. Tapi bagi
yang tidak diijabah doanya, na'udzubillah, ia mencari jalan pintas
pergi ke dukun atau cara-cara lain yang dilarang oleh Allah dan Rasul-
Nya.

Sebelum kita terjerumus pada hal-hal yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya, mari kita renungkan faktor-faktor dan sebab-sebab yang
menjadi penghalang ijabahnya doa kita Di antara faktor-faktor yang
terpenting tidak diijabahnya doa adalah:

Pertama: Perbuatan Dosa dan Maksiat
Dalam beberapa hadis dikatakan bahwa dosa-dosa akan menjadi makhluk-
makhluk yang menjadi penghalang datangnya kebagiaan, merubah
kebahagiaan menjadi kesengsaraan dan kenikmatan menjadi penderitaan,
mengurangi dan memperpndek umur. Bahkan dosa yang tidak terampuni di
dunia ia menjadi makhluk yang menyiksa manusia di alam Barzakh. Selain
itu dosa dan maksiat kita akan menjadi kekuatan negatif yang dapat
menghalangi doa kita. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh keluarga Nabi
saw yaitu Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) mengatakan:
"Sesungguhnya seorang hamba yang memohon hajatnya kepada Allah, lalu
ia ingin Allah memenuhi hajatnya dalam waktu yang dekat atau dalam
waktu yang tertunda, kemudian ia melakukan dosa, Allah tabaraka wa
ta`ala berfirman kepada malaikat-Nya: Jangan penuhi hajatnya dan
halangi dia dari hajatnya, karena dia telah menampakkan murka-Ku, dan
membuat penghalang dari-Ku." (Al-Kafi 2: 208, hadis ke 14)

Di antara doa Imam Ali bin Abi Thalib (sa): "Ya Allah, aku berlindung
dengan-Mu dari dosa yang menghapuskan amal, aku berlindung dengan-Mu
dari dosa yang mempercepat datangnya siksa, dan aku berlindung dengan-
Mu dari dosa yang menghalangi doa." (Biharul Anwar 94: 93, hadis ke 9)

Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata: "Dosa-dosa yang menolak doa: niat
yang buruk, hati yang kotor, kemunafikan, tidak meyakini ijabah,
menunda waktu-waktu shalat fardhu sehingga hilang waktunya, tidak
mendekatkan diri kepada Allah dengan kebajikan dan sedekah, melakukan
kejahatan dan kekejian dalam pembicaraan." (Ma`anil Akhbar: 271)

Kedua: Makanan Haram
Secara fisik makanan nampak tidak berbeda antara yang halal dan yang
haram. Baik yang haram secara subtansial seperti babi dan khomer atau
yang secara aksiden yakni cara mendapatkannya seperti uang hasil judi
dan korupsi. Secara ruhaniah jelas bahwa maknan haram itu mempunya
dampak terhadap kehidupan kita, sebagai energi negatif yang merusak
sistem dalam diri dan jiwa kita seperti verus yang merusak sistem
software dalam computer dan menghancurkan file-file data kita yang
pada akhirnya merusak hardwarenya. Semoga anologi ini menjadi renungan
kita bahwa verus-verus makanan haram itu pada saatnya merusak fisik
dan tubuh kita, meluluh-lantahkan keharmonisan dan kebahagiaan sejati
keluarga kita. Tentang bahwa makanan yang haram dapat menghalangi
telah disebutkan di dalam hadis Qudsi:

"Darimu doa dan dari-Ku ijabah, tidak akan terhalangi suatu doa
kecuali doa orang yang makan makanan yang haram." (Biharul Anwar 93:
373)

Dalam suatu riwayat dikatakan: Ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah saw: Ya Rasululallah, mengapa doaku tidak diijabah?
Rasulullah saw bersabda: "Sucikan makananmu, dan jangan masukkan ke
dalam perutmu makan yang haram," (Uddatud da`i: 139)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata: "Barangsiapa yang ingin doanya
diijabah, maka perbaiki pekerjaannya." (Al-Kafi 2: 353, hadis ke 9)

Ketiga: Durhaka kepada kedua orang tua
Durhaka kepada orang tua dapat berakibat fatal terhadap kehidupan
manusia, di dunia, saat akan berpisah dengan dunia (sakratul maut),
alam Barzakh dan di akhirat. Dosa durhaka termasuk dosa besar yang
menyebabkan manusia sengsara dalam hidupnya, hilang kebahagiaanya,
mendatangkan goncangan, hilang keseimbangan, kegelisahan, dan menjadi
penghalang doa.

Imam Ali Zainal Abidin (sa) berkata:
"Dosa-dosa yang menolak doa dan menggelapkan suasana adalah durhaka
kepada kedua orang tua." (Ma`anil Akhbar: 270)

Tidak ada komentar: